Langsung ke konten utama

Manajemen Kinerja (Prestasi, Standar Perusahaan, Manajemen)

Pengenalan Manajemen Kinerja

A. Pengertian Kinerja
Kinerja dapat diartikan sebagai segala hal yang ingin dituju atau diinginkan, adanya prestasi yang secara tidak langsung menjadi konsumsi public dan adanya keahlian dari seorang manusia. Secara prinsipnya, kinerja diartikan sebagai proses terhadap hal yang ingin dicapai oleh manusia. Kinerja ini berawal dari kata job performance atau actual performance yang dalam bahasa indonesianya diartikan sebagai prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang ingin dicapai oleh manusia). 

Bernardin dan Russel (dalam Sofyan Tsauri, 2014:2) mengartikan sebuah kinerja ialah: performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during time period. Dapat diartikan sebagai prestasi atau kinerja merupakan catatan terkait hasil yang telah dilalui dari fungsi- fungsi pada suatu pekerjaan atau fungsi pada suatu kegiatan dalam jangka waktu yang ditetapkan. 
Dijelaskan pula oleh Soepardi (dalam Sofyan Tsauri, 2014:2), prestasi kerja merupaakan suatu kegiatan yang pada akhirnya menimbulkan hasil untuk ditunjukkan oleh seorang manusia dalam tercapainya pelaksanaan tugas atau suatu pekerjaan. Jika seseorang telah menggapai target atau standar kerja perusahaan maka seseorang tersebut dapat dikatakan seseorang yang memiliki prestasi kerja yang baik. 

Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan oleh sekumpulan manusia atau instansi tertentu terhadap sumber yang digunakan. Terdapat kerangka dalam suatu instansi tersebut yaitu adanya hubungan antara kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja organisasi (organization performance). Instansi yang memiliki kaitan dengan pemerintah atau organisasi swasta harus bisa melewati proses- preses yang harus diberi pergerakan oleh seseorang yang memiliki peran sebagai pelaku, artinya harus ada tujuan dalam instansi yang kemungkinan upaya itulah pada akhirnya akan mengarahkan kepada seseorang yang ada pada instansi terkait. 

Baik kinerja atau prestasi kerja secara keseluruhan bermakna bahwa adanya hasil akhir yang dapat dipetik dari suatu pekerjaan yang ditekuni dan diselesaikan oleh seorang atau sekelompok orang tertentu. Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja Lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Artinya, jika kinerja karyawan (individual performance) yang baik maka kinerja perusahaan (corporate performance) akan memiliki kemungkinan kinerja yang juga baik dan besar. 

B. Pengertian Manajemen 
Dijelaskan oleh Encyclopedia of The Social Sciences (Sabardi 2001:2), manajemen memiliki arti yaitu sebuah cara dalam bagaimana cara melaksanakan tujuan yang telah dilaksanakan oleh sekelompok manusia yang akan dilaksanakan dan akan diawasi juga. Dijelaskan kembali arti manajemen menurut Mary Parker Follet (dalam Sofyan Tsauri 2014:6), manajemen merupakan cara dalam penyelesaian pekerjaan namun diselesaikan melalui tenaga manusia lainnya. 

Menurut Thomas H. Nelson (dalam Sofyan Tsauri 2014:6), dijelaskan arti manajemen perusahaan ialah ilmu juga seni untuk menyatu padukan ide, fasilitas, proses, bahan, hingga sekelompok orang untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat juga dapat dijual sehingga mendapat hasil yang bisa memberi keuntungan.

Dari pendapat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa manajemen merupakan kegiatan dalam membentuk sumber daya organisasi agar mencapai visi, misi, hingga tujuan dari adanya organisasi tersebut. Kegiatan tersebut bisa tercapai dengan adanya tahapan dalam jiwa kepemimpinan yang baik dan bijaksana tentunya sesuai dengan tingkatan seberapa dewasanya sumber daya manusia yang terlibat dalam organisasi tersebut. 

Dalam era sekarang, semakin ketat persaingan bisnis yang ditekuni oleh tiap- tiap manusia. Oleh karena itu, dengan adanya persaingan bisnis yang semakin memanas ini manusia diharapkan mampu dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, hingga mengendalikan sumber daya dalam masing- masing organisasinya. Dikelompokkan secara spesifik oleh Subardi (2001: 12) tentang pokok pikiran manajemen yang diperlukan, antara lain:
1. Proses
Proses dapat dikatakan sebagai cara yang baik dan tersusun dalam melaksanakan segala hal. Manajemen dapat dikaitkan dengan suatu proses karena manajemen ini didalamya berkaitan dengan bagaimana proses hubungan manusia dengan manajernya, keahliannya, keterampilan dalam mengorganisasikan, hingga bagaimana ia melibatkan diri dengan segala aktivitas yang memiliki hubungan untuk mencapai visi, misi, hingga tujuan dari dilaksanakannya organisasi.

2. Perencanaan
Para manajer dituntut untuk memikirkan langkah kedepan untuk mencapai tujuan dan bagaimana cara melaksanakannya sebelum turun kepada manusia lainnya. Langkah tersebut dapat berupa cara untuk mencapai tujuan, rencana untuk kedepannya akan seperti apa, dan bagaimana logika kerja dari pencapaian tujuan tersebut. Karena dalam membentuk suatu organisasi yang baik tidak hanya bisa dicapai hanya dengan omong kosong semata namun harus dilaksanakan sebaik mungkin melalui perencanaan yang matang.

3. Pengorganiasian
Pengorganiasian ini ada pada diri seorang manajer yang bertugas untuk mengarahkan sumber daya manusia dengan sumber daya lain yang dimiliki oleh suatu organisasi terkait. Keefektifan dalam tercapainya tujuan dalam suatu organisasi dapat dilihat dari bagaimana kemampuan seorang manajer dalam mengorganisasikan atau mengerahkan sumber daya yang telah mencapai tujuannya tersebut. Tentunya, keterpaduan dan keterarahan pekerja dalam mencapai tujuan akan menimbulkan hasil yang efektif dalam suatu organisasi. Hal tersebut merupakan tugas manajer untuk mengkoordinir tugas didalam organisasi tersebut.

4. Kepemimpinan
Kepemimpinan ini bahwasannya akan mengarahkan kepada manajer yang mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan pekerjaannya, dan bagaimana cara manajer dalam mempengaruhi manusia lainnya untuk menyelesaikan tugas tertentu yang telah direncanakannya. Jika manager mampu untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman dan baik maka bawahannyapun akan bekerja dengan baik.

5. Pengawasan 
Pengawasan disini memiliki arti bahwa manager diusahakan untuk selalu mengusahakan dan menyakinkan tentang bergeraknya organisasi yang tetap dalam alurnya atau tetap dalam jalan yang sesuai dengan tujuannya. Maka, ketika ada salah satu anggota yang hilang arah tujuan disitulah manager berperan sebagai orang yang meluruskan arah tujuan yang benar dan mengetahui sebab dari hilangnya arah tujuan tersebut.

6. Menggunakan Semua Sumber Daya Organisasi
Sumber daya organisasi dikerahkan oleh manager agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh suatu organisasi. Dalam hal ini, manusia merupakan bagian dari sumber daya organisasi yang sangat memiliki pengaruh besar, karena tanpa adanya manusia maka organisasi tersebut tidak akan berjalan secara optimal.

7. Upaya Mencapai Tujuan
Setiap manager dalam organisasi wajib untuk mengusahakan yang terbaik demi tercapainya tujuan yang telah direncanakan, walaupun tujuan dalam setiap organisasi itu berbeda namun tetap para manager harus mengusahakan yang terbaik agar tujuannya itu dapat dicapai dengan semaksimal mungkin.

C. Manajemen Kinerja
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu organisasi harus dikelola dengan baik agar organisasi tersebut memiliki perubahan yang baik khususnya untuk sumber daya manusia yang memiliki peran sebagai inisiator dan agen perubahan (agent of change) dalam perusahaannya. Pada intinya, pengelolaan sumber daya manusia ini merupakan cara untuk mengelola tentang kinerja sumber daya manusia untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi yang telah digambarkan saat proses rencana strategi organisasi tersebut.
Manajemen kinerja ini memiliki cakupan aktivitas- aktivitas yang memiliki kepastian bahwa suatu organisasi memiliki tujuan konsisten yang harus digapai melalui cara yang tentunya efektif juga efisien. Fokus dalam menjalani manajemen kinerja ini terdapat pada organisasi, departemen, karyawan hingga proses 

pembangunan produk untuk melayani manusia lainnya. Dalam manajemen kinerja, keahlian seorang sumber daya manusia menjadi kontribusi yang baik dari seorang individu untuk menjadi bagian dari kelompok yang mengembangkan proses yang sama antar atasan dan bawahan untuk menghasilkan kesepakatan dibandingkan dengan instruksi (Manajemen Partisipatif).

Menurut Brudan (2010:14), dalam Sofyan (2014:10). Salah satu fungsi dari manajemen adalah mengukur dan mengelola kinerja. Antara gagasan, tindakan, dan hasil terdapat suatu perjalanan yang harus ditempuh. Dan barangkali istilah yang paling sering digunakan di keseharian yang menggambarkan perkembangan dari perjalanan tersebut dan juga hasilnya adalah kinerja.

Manajemen kinerja merupakan proses kerja dari kumpulan manusia yang memiliki tujuan agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, dimana proses kerja ini berlangsung secara berkelanjutan dan terus- menerus (Baird, 1986). Manajemen kinerja ialah proses strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan performansi aspek- aspek yang menunjang keberadaan suatu organisasi tertentu (Direktorat Jenderal Anggaran, 2008). 

Maka, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa manajemen kinerja ini merupakan suatu rangkatan aktivitas yang dapat diawali dari suatu rencana kegiatan pada perkerjaan, peninjauan, penilaian, dan tindak lanjut untuk memberikan suatu penghargaan atau hukuman tertentu. Pada rangkaian tersebut, memanglah harus dilaksanakan secara berurutan dan berkelanjutan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ta'awwudz

Segolongan ulama ahli qurra dan lain-lainnya mengatakan bahwa bacaan ta'awwuz dilakukan sesudah membaca Al-Qur'an. Mereka mengatakan demikian berdasarkan makna lahiriah ayat, untuk menolak rasa 'ujub sesudah melakukan ibadah. Orang yang berpendapat demikian antara lain ialah Hamzah, berdasarkan apa yang telah ia nukil dari Ibnu Falufa dan Abu Hatim As-Sijistani. Hal ini diriwayatkan oleh Abul Qasim Yusuf ibnu Ali ibnu Junadah Al-Huzali Al-Magribi di dalam Kitabul 'Ibadah Al-Kamil. Ia meriwayatkan pula melalui Abu Hurairah, tetapi riwayat ini berpredikat garib, lalu dinukil oleh Muhammad ibnu Umar Ar-Razi di dalam kitab Tafsir-nya dari Ibnu Sirin; dalam suatu riwayatnya ia mengatakan bahwa pendapat ini adalah perkataan Ibrahim An-Nakha'i dan Daud ibnu Ali Al-Asbahani Az-Zahiri. Al-Qurtubi meriwayatkan dari Abu Bakar ibnu Arabi, dari sejumlah ulama, dari Imam Malik, bahwa si pembaca mengucapkan ta’awwuz sesudah surat Al-Fatihah. Akan tetapi, Ibnul Arabi

Ruang Lingkup Manajemen Kinerja

 Ruang Lingkup Manajemen Kinerja Pada dasarnya, ruang lingkup pada manajemen kinerja ini merangkul aspek input seperti apa yang harus dipergunakan oleh suatu instansi agar kinerja dalam instansi tersebut bisa terus meningkat. Sifat dari ruang lingkup manajemen kinerja ini sangat menyeluruh dan akan menggarap semua aspek yang dimiliki suatu instansi terkait. Aspek yang dapat dilihat antara lain dari sisi teknologi (peralatan, metode kerja) yang dipakai oleh suatu instansi untuk mencapai tujuannya, kualitas dari input yang tersedia (material), adanya kualitas yang baik dari segi lingkungan fisik (keselamatan, Kesehatan kerja, lay-out tempat kerja yang selalu dibuat rapi), iklim dan budaya isntansi juga kompensasi atau imbalan untuk hasil kerja tersebut. Kegiatan inti dari manajemen kinerja ialah dasar dari seluruh proses dalam manajemen sumber daya manusia. Kegiatan manajemen ini juga perlu dilaksanakan dalam membuat proses memanajamen hal yang paling umum, yaitu memulai untuk menetapkan