Langsung ke konten utama

Ruang Lingkup Manajemen Kinerja

 Ruang Lingkup Manajemen Kinerja

Pada dasarnya, ruang lingkup pada manajemen kinerja ini merangkul aspek input seperti apa yang harus dipergunakan oleh suatu instansi agar kinerja dalam instansi tersebut bisa terus meningkat. Sifat dari ruang lingkup manajemen kinerja ini sangat menyeluruh dan akan menggarap semua aspek yang dimiliki suatu instansi terkait. Aspek yang dapat dilihat antara lain dari sisi teknologi (peralatan, metode kerja) yang dipakai oleh suatu instansi untuk mencapai tujuannya, kualitas dari input yang tersedia (material), adanya kualitas yang baik dari segi lingkungan fisik (keselamatan, Kesehatan kerja, lay-out tempat kerja yang selalu dibuat rapi), iklim dan budaya isntansi juga kompensasi atau imbalan untuk hasil kerja tersebut.

Kegiatan inti dari manajemen kinerja ialah dasar dari seluruh proses dalam manajemen sumber daya manusia. Kegiatan manajemen ini juga perlu dilaksanakan dalam membuat proses memanajamen hal yang paling umum, yaitu memulai untuk menetapkan sasaran dan selalu diakhiri oleh evaluasi. Adapun garis besar dari proses pelaksananaan manajemen sumber daya manusia antara lain:

a. Membuat perumusan tentang tanggung jawab dan tugas yang harus dicapai oleh karyawan, rumusan itu pula yang harus disepakati oleh pegawai juga managernya.

b. Sasaran kerja dibuat dengan hasil akhir pencapaian seorang karyawan dalam kurun waktu yang ditentukan, adanya standar penetapan prestasi kerja dan bagaimana kesepakatan untuk tolak ukur penilaiannya.

c. Selalu dilakukan monitoring dalam jangka waktu tertentu, dilaksanakannya evaluasi, dan selalu memberikan kesempatan untuk membantu karyawan lain yang membutuhkan bantuan.

d. Adanya penilaian untuk prestasi kerja karyawan dengan melihat penilaian prestasi sebelumnya, apakah meningkat atau malah sebaliknya. Pada tahap penilaian, identifikasi bidang yang tersedia dan apa yang dirasakan terhadap orang yang dinilai harus juga terukur agar dapat mengetahui evaluasi dari karyawan itu seperti apa.

e. Adanya penilaian umpan balik untuk karyawan yang telah diberikan penilaian untuk seluruh hasil kerjanya. 


Dalam tahap ini, karyawan dan manager membahas terkait cara untuk memperbaiki kelemahan yang telah dirasakan oleh karyawan tersebut untuk meningkatkan hasil kerja dalam bentuk pretasi untuk kinerja pada bulan yang selanjutnya akan dilaksanakan. 

Adapun manfaat dari dilaksanakannya sistem manajemen kinerja untuk sebuah instansi tertentu, antara lain:

1. Prestasi kerja karyawan baik individu maupun kelompok akan meningkat, karena adanya arahan yang tersusun dari seorang manajer dalam memenuhi aktualisasi diri agar pencapaian kerjanya selalu meningkat. Manajer selalu mengarahkan untuk terus berada di jalur tujuan perusahaan dengan adanya penetapan sasaran kerja dan bagaimana penilaian standarisasi untuk prestasi yang seharusnya dicapai oleh pegawai dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

2. Jika prestasi kerja seorang karyawan itu selalu meningkat, maka kinerja karyawan dalam mengusahakan tercapainya tujuan juga akan meningkat yang akan merefleksikan dalam peningkatan produktivitas perusahaan dalam membuat suatu hal yang akan membuat produksi produk dalam perusahaan akan meningkat.

3. Adanya perangsangan minat karyawan dalam mengembangkan diri menjadi lebih baik dengan tujuan peningkatan dalam hasil karya dan prestasi perorangan juga bagaimana potensi karyawan dalam meningkatkan umpan balik untuk hasil kerja dalam bentuk pretasi kerjanya.

4. Dapat membantu perusahaan dalam penyusunan program kerja yang akan mengembangkan pelatihan karyawan dengan tujuan agar lebih tepat guna. Diharapkan penyusunan program kerja ini juga akan membantu perusahaan dalam bidang pasokan tenaga yang lebih dan mumpuni untuk mengembangkan perusahaan di masa yang akan datang.

5. Disediakannya alat atau sarana yang mampu untuk membandingkan pretasi kerja karyawan satu dengan karyawan lainnya guna memberikan imbalan gaji sebagai hasil dari usahanya untuk melaksanakan bagian dari kewajiban kebijakan dan adanya sistem umpan balik yang baik untuk perusahaan kepada pegawainya.

6. Adanya kesempatan untuk karyawan dalam meluapkan perasaan tentang bagaimana pekerjaan yang sedang digarap atau adanya hal yang sedang dihadapi oleh dirinya sebagai jalur komunikasi yang baik dan berdialog dengan keterbukaan, maka diharapkan proses penilaian prestasi kerja ini akan lebih membuat hubungan yang baik antara manager dengan pegawainya.


A. Tujuan Manajemen Kinerja

Manajemen kinerja pada pelaksanaannya memiliki bermacam- macam tujuan yang akan membantu dalam mengefektifan dan mengefisiensikan kinerja para karyawan. Adapun tujuan dari manajemen kinerja yang dijelaskan oleh Noe (1999) dalam Sofyan (2014:16), dijelaskan ada tiga tujuan dalam manajemen kinerja yang dapat digarap antara lain:

1. Tujuan Strategik

Tujuan dalam kegiatan instansi harus selalu dikaitkan dengan manajemen kinerja dalam kegiatan aktifitas karyawan. Karena harus ada output dari kegiatan kinerja karyawan yang dapat berbentuk pendefinisian hasil yang akan dicapai, capaian perilaku, adanya karakteristik pegawai yang sesuai harapan untuk mencapai suatu tujuan, hingga mengembangkan ukuran juga bagaimana teknis dari umpan balik untuk kinerja karyawan.

2. Tujuan Administratif

Sebagian instansi telah menerapkan sistem informasi untuk aktifitas manajemen kinerja pegawainya, terutama dalam sistem informasi untuk evaluasi kinerja yang berkaitan dengan kebutuhan administrative yang mencakup gaji, promosian, pemberhentian karyawan, dan yang lainnya.

3. Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan disini lebih mengarahkan kepada pengembangan kapasitas kinerja karyawan agar ia dapat bekerja lebih professional dan lebih teliti. Dalam tujuan ini, kapasitas kinerja karyawan sangat diperhatikan agar selalu berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.

Lalu, Adapun tujuan umum dari manajemen kinerja yaitu penciptaan budaya dari masing- masing pribadi manusia dan budaya kelompok yang telah diberikan Amanah berupa tanggung jawab dalam pekerjaannya untuk meningkatkan kemampuan diri agar proses pekerjaan dan keahlian dalam diri dapat diseimbangkan. 


B. Prinsip Dasar Manajemen Kinerja

1. Kejujuran

Dalam pekerjaan, jujur menjadi hal yang patut disoroti karena hal inilah yang akan membuat manajer mengetahui tentang kendala atau evaluasi apa yang harus dibenahi untuk kelancaran dalam perusahaannya tersebut. Kejujuran ini juga akan berkaitan langsung dengan proses penilaian manager terhadap karyawan karena dengan kejujuran maka manager akan mengetahui apa kendala yang dirasakan oleh pegawai dan berakhir pada cara manager dalam membantu kendala tersebut seperti apa.

Selain karyawan yang terus terang mengatakan kejujuran kepada manager, manajer juga perlu untuk menceritakan dengan transparan tentang hal yang ia suka bahkan tidak disukai oleh manager dalam kinerja yang telah dilaksanakan oleh pegawai tersebut dengan tujuan agar karyawan selalu menargetkan kinerja yang baik dalam setiap langkah kegiatannya.

2. Pelayanan 

Pelayanan disini lebih memberi arahan kepada manager yang sebaiknya selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada para karyawannya. Contoh, jika ada salah satu karyawan mengalami kesulitan maka disitulah manager bertugas untuk membantu kesulitan karyawan tersebut agar tugas yang telah dijalaninya tidak terhambat begitu saja.

3. Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan aspek penting lainnya yang harus dimiliki untuk manajemen kinerja ini, jika manager selalu dapat memahami dan menerima tanggung jawab maka kegiatanpun akan sesuai dengan jalannya tujuan awal yang telah direncanakan. Manager juga bertugas untuk selalu memantau bahwa karyawannya memang melaksanakan tujuan yang telah direncanakan sejak awal.

4. Bermain

Manajemen kinerja yang menganut prinsip bermain memiliki arti bahwa bekerja akan asyik sama halnya dengan bermain. Menurut Wibowo (2011:4) menjelaskan bahwa dengan menggunakan prinsip bermain, maka pekerjaan yang dilakukan tidak akan terasa menjadi beban, tetapi akan menjadi menyenangkan dan menjadi semangat baru dalam melaksanakan pekerjaannya tersebyt.

5. Rasa Kasihan

Setiap manager diharapkan memiliki rasa kasihan kepada setiap karyawannya, rasa kasian dapat diartikan menjadi rasa empati terhadap apa yang dirasakan oleh karyawannya. 

6. Perumusan Tujuan

Manajemen kinerja diawali dengan pelaksanaan dalam merumuskan tujuan yang hendak dicapai dan selalu mengklarifikasi tentang tujuan yang akan digapai oleh instansi terkait.

7. Konsensus dan Kerja sama

Adanya Kerjasama yang baik antara manager dengan karyawannya akan berpengaruh kepada penekanan kontrol dalam melaksanakan kinerja dan meminimalisir adanya pemaksaan dalam melaksakan perkerjaan dalam instansi tersebut.

8. Berkelanjutan

Proses dalam pelaksanaan manajemen kinerja ini bersifat secara terus menerus, artinya pelaksanaan manajemen kinerja harus dilaksanakan secara berkelanjutan dengan minimnya pemberhentian kegiatan di tengah jalan.

9. Komunikasi Dua Arah

Adanya komunikasi yang dilaksanakan secara dua arah membuat hubungan komunikasi yang baik antara manager dengan karyawannya, komunikasi ini juga akan membuat segala kegiatan yang dilaksanakan akan lebih terarah dan lebih transparan. Adanya komunikasi dua arah juga akan lebih memudahkan seorang karyawan dalam mengerti tentang apa yang sebenarnya diinginkan oleh managernya, dan manager juga akan lebih memahami tentang apa yang sedang dirasakan oleh karyawannya tersebut secara terperinci.

10. Umpan Balik

Umpan balik yang dilaksanakan dapat berupa pengalaman kerja dan bagaimana pengetahuan dalam kinerja karyawan di kurun waktu sebelumnya. Tentunya hal tersebut akan berkaitan dengan peninjauan perencanaan pekerjaan yang telah dibuat di waktu sebelumnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ta'awwudz

Segolongan ulama ahli qurra dan lain-lainnya mengatakan bahwa bacaan ta'awwuz dilakukan sesudah membaca Al-Qur'an. Mereka mengatakan demikian berdasarkan makna lahiriah ayat, untuk menolak rasa 'ujub sesudah melakukan ibadah. Orang yang berpendapat demikian antara lain ialah Hamzah, berdasarkan apa yang telah ia nukil dari Ibnu Falufa dan Abu Hatim As-Sijistani. Hal ini diriwayatkan oleh Abul Qasim Yusuf ibnu Ali ibnu Junadah Al-Huzali Al-Magribi di dalam Kitabul 'Ibadah Al-Kamil. Ia meriwayatkan pula melalui Abu Hurairah, tetapi riwayat ini berpredikat garib, lalu dinukil oleh Muhammad ibnu Umar Ar-Razi di dalam kitab Tafsir-nya dari Ibnu Sirin; dalam suatu riwayatnya ia mengatakan bahwa pendapat ini adalah perkataan Ibrahim An-Nakha'i dan Daud ibnu Ali Al-Asbahani Az-Zahiri. Al-Qurtubi meriwayatkan dari Abu Bakar ibnu Arabi, dari sejumlah ulama, dari Imam Malik, bahwa si pembaca mengucapkan ta’awwuz sesudah surat Al-Fatihah. Akan tetapi, Ibnul Arabi

Manajemen Kinerja (Prestasi, Standar Perusahaan, Manajemen)

Pengenalan Manajemen Kinerja A. Pengertian Kinerja Kinerja dapat diartikan sebagai segala hal yang ingin dituju atau diinginkan, adanya prestasi yang secara tidak langsung menjadi konsumsi public dan adanya keahlian dari seorang manusia. Secara prinsipnya, kinerja diartikan sebagai proses terhadap hal yang ingin dicapai oleh manusia. Kinerja ini berawal dari kata job performance atau actual performance yang dalam bahasa indonesianya diartikan sebagai prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang ingin dicapai oleh manusia).  Bernardin dan Russel (dalam Sofyan Tsauri, 2014:2) mengartikan sebuah kinerja ialah: performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during time period. Dapat diartikan sebagai prestasi atau kinerja merupakan catatan terkait hasil yang telah dilalui dari fungsi- fungsi pada suatu pekerjaan atau fungsi pada suatu kegiatan dalam jangka waktu yang ditetapkan.  Dijelaskan pula oleh Soepardi (dalam Sofyan Tsauri, 2014:2